SinergiMitraPolisi/ TRENGGALEK,- Warga mendatangi salah satu pondok pesantren di Desa Sugihan, Kecamatan Kampak, Trenggalek untuk menuntut pertanggungjawaban atas kasus santriwati yang hamil hingga melahirkan. Massa mencari keberadaan pimpinan pesantren.
_
Kedatangan warga bersama korban dan bayinya dilakukan secara bertahap pada Minggu (22/9/20204) pagi. Mereka tiba di depan pesantren dengan mengendarai sepeda motor dan mobil pikap.
_
Massa sempat berteriak-teriak meminta pimpinan pondok pesantren keluar dan memenuhi keluarga korban. Namun karena tak kunjung muncul, sebagian menyisir kawasan pondok untuk mencari pengasuh. Upaya tersebut gagal karena yang bersangkutan tidak ditemukan.
_
Salah satu warga Yaidi, mengatakan kedatangan warga bersama keluarga korban tersebut sengaja dilakukan untuk menuntut pertanggungjawaban pimpinan pesantren, terkait kasus salah satu santriwati yang hamil hingga melahirkan bayi.
_
“Kami meminta pertanggungjawaban kepada pemimpin pondok, ketika ada santri yang masih aktif di pondok tersebut hamil,” kata Yaidi, Minggu (22/9/2024).
_
Warga mengaku geram atas sikap keluarga pesantren yang acuh terhadap kasus asusila tersebut. Terlebih terduga pelaku merupakan pimpinan pesantren itu sendiri.
_
“Hasil sementara masih kosong, nanti malam ke sini lagi untuk mempertemukan antara korban dengan pemimpin pondok,” ujarnya.
_
Sementara itu orang tua korban, WT mengaku tidak terima atas perbuatan pelaku yang telah menghamili anaknya hingga melahirkan.
_
“Yang jelas tidak terima, karena yang menghamili menurut cerita anak saya adalah pemimpinnya pondok,” kata WT.
_
Menurut WT, sejak kasus ini mencuat, ia dan keluarganya sama sekali belum pernah bertemu langsung dengan pimpinan pesantren tersebut. Kasus tersebut pun saat ini telah dilaporkan ke Polres Trenggalek.
Komentar