Masyarakat Mengeluh Karena Banjir Rob di Kecamatan Sayung Setiap Tahun Semakin Parah

Bencana, Daerah9 Dilihat
banner 468x60

DEMAK, SinergiMitraPolisi —  Rob yang ada di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, tiap tahun semakin parah dan memprihatinkan.

Dalam beberapa bulan terakhir, bahkan rob kerap menggenangi Jalan Pantura Demak sehingga membuat arus lalu lintas terhambat. Kondisi tersebut membuat masyarakat dan pengendara mengeluh.

Naiknya air laut ke permukaan sangat berdampak bagi masyarakat, khususnya wilayah Kecamatan Sayung. Terlebih bagi anak-anak yang setiap hari berangkat sekolah harus rela mengeluarkan biaya lebih untuk menyebrang menggunakan perahu.

Shobirin, warga Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, mengaku lelah setiap hari dipaksa berjibaku melawan air laut yang setiap hari masuk rumahnya. Kondisi tersebut juga sangat mengganggu aktivitas warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Ketika saat mau bekerja dan aktivitas masak itu sangat terganggu karena dapurnya tenggelam air. Kalau berangkat sekolah, berangkat kerja itu jalannya tenggelam (jalan penghubung antardesa). Kalau mau berangkat sekolah itu naik perahu, kalau yang punya sepeda itu diterak (diterjang) walaupun robnya tinggi,” ucapnya pada Rabu, 18 Desember 2024.

Pihaknya pun berharap pemerintah daerah maupun pemerintah pusat bisa segera mengatasi permasalahan rob yang terjadi di wilayah pesisir Sayung.

Sementara itu, Bupati Demak, Eisti’anah, menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait penanganan rob yang ada di Kota Wali.

“Mengenai rob, kita masih terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, karena secara kewenangan pusat. Tapi kita tidak menutup mata, Pemkab sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menangani kondisi rob di wilayah Sayung,” katanya.

Selain itu, Eisti’anah juga mengungkapkan bahwa Pemkab Demak telah menetapkan siaga darurat dalam menghadapi musim hujan yang berpotensi menyebabkan bencana banjir dan angin puting beliung.

Mengingat, pada awal tahun 2024 lalu, bencana banjir hampir menenggelamkan seluruh kecamatan di Kota Wali.

“Pasca banjir kita mengganti pintu air, kemudian normalisasi sudah kita maksimalkan dengan menggunakan APBD,” ujarnya.

banner 336x280

Komentar