SinergiMitraPolisi / Batang — Tradisi tahunan Nyadran Gunung Silurah di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah resmi ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, Bambang Suryantoro menyatakan, tradisi ini telah menjadi bagian dari calendar of events atau agenda wisata budaya tahunan Jawa Tengah.
Bambang juga menyatakan kebanggaannya atas pengakuan nasional terhadap tradisi ini, karena bukan hanya sebagai ritual, tetapi juga sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Tradisi ini selalu ditunggu warga Desa Silurah dan dilakukan setiap bulan Jumadil Awal tepat pada Jumat Kliwon,” imbuhnya.
Lalu seperti apa tradisi Nyadran Silurah Batang ini?
Warga Silurah kembali melaksanakan tradisi tahunan pada Jumat (29/11/2024).
Tradisi tolak bala ini dimulai dengan tasyakuran, di mana warga desa berkeliling sambil memanjatkan doa.
Pada hari kedua, prosesi sakral dilaksanakan di lereng Gunung Ronggokusumo dengan pemotongan kambing kendit, kambing berbulu hitam dengan lingkar putih di dada.
Pemotongan ini dipimpin sesepuh adat sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan simbol harapan akan berkah.
Kepala Desa Silurah, Suroto mengungkapkan bahwa Nyadran tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya karena tradisi ini telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemdikbudristek pada 2024.
Komentar