Jateng — Dalam rangka menyambut tahun baru Hijriah, masyarakat Jawa menyambut bulan Muharram, yang dikenal sebagai bulan Suro dalam kalender Jawa, dengan berbagai kegiatan. Bulan Suro, khususnya pada hari Jumat Kliwon, dianggap sangat sakral oleh masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Salah satu bentuk perayaan ini dapat dilihat di Dusun Kalidukuh, Desa Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal.
Perayaan di Dusun Kalidukuh dimulai pada Kamis malam dengan ritual di makam leluhur atau pedanyangan setempat. Kegiatan ini dilanjutkan pada hari Jumat dengan gelar seni jaran kepang dan akan berlanjut hingga hari Sabtu dan Minggu dengan pagelaran wayang kulit. Tradisi ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan terus dipelihara oleh warga hingga sekarang.
Kegiatan perayaan ini juga mendapat perhatian dari Bhabinkamtibmas Desa Sidokumpul yang hadir bersama rombongan dari Polsek Patean. Kehadiran mereka menunjukkan kepedulian terhadap kegiatan warga di wilayah binaan serta memastikan bahwa acara berlangsung dengan aman dan tertib. Ajun Inspektur Dua (Aipda) Zamroni, Bhabinkamtibmas Desa Sidokumpul, menyatakan, “Kami hadir bersama Pak Kanit Binmas IPDA Imam dan Briptu Joni untuk memastikan keamanan dan ketertiban acara ini.” Katanya.
Arifin, Ketua Jaran Kepang Kalidukuh sekaligus tokoh pemuda di dusun tersebut, menjelaskan bahwa pergelaran ini adalah bagian dari rangkaian acara yang berlangsung selama tiga hari, dari Kamis hingga Minggu pagi. “Hari ini kita menampilkan seni jaran kepang, dan besok akan ada pagelaran wayang kulit yang berlanjut hingga Minggu pagi,” jelas Arifin.
Ritual di makam leluhur pada Kamis malam bertujuan untuk menghormati dan mendoakan arwah para leluhur yang telah berpulang. Sementara itu, gelar budaya jaran kepang pada hari Jumat menarik perhatian banyak warga dengan penampilan seni tradisional yang memukau. Pagelaran wayang kulit yang akan digelar pada Sabtu hingga Minggu pagi menjadi puncak acara yang dinantikan oleh masyarakat.
Kehadiran petugas kepolisian dalam acara ini menunjukkan adanya sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menjaga tradisi serta memastikan ketertiban. Tradisi yang dijaga dengan baik ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga menjadi media untuk mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda.
Perayaan Suro di Dusun Kalidukuh menunjukkan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan budaya serta tradisi leluhur. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan berdampingan, menciptakan harmoni dalam kehidupan masyarakat.
Perayaan ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang dan menghormati leluhur, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial di antara warga dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi yang adi luhung. Dengan semangat yang sama, diharapkan perayaan Suro di Dusun Kalidukuh dapat terus menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh masyarakat, tidak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat yang beragam.
Tradisi ini, yang memadukan elemen budaya dan religi, memperlihatkan keindahan dan kekayaan warisan budaya Jawa yang patut dibanggakan dan dilestarikan bersama. Dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, perayaan ini dapat terus berlangsung dengan aman dan tertib, sekaligus memperkuat jalinan sosial dan budaya yang ada di masyarakat.
Komentar